Skip to main content

Dalam dunia pemasaran, dua pendekatan yang umum digunakan adalah softselling dan hardselling. Kedua metode ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda, dan pemahaman tentang perbedaan antara keduanya penting bagi pemasar dan penjual. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan apa itu softselling dan hardselling serta perbedaan utama di antara keduanya.

1.  Tujuan 

  • Softselling: Pendekatan softselling lebih bersifat persuasif. Ini lebih fokus pada membangun hubungan yang kuat antara penjual dan pelanggan. Pemasar yang menggunakan metode ini berusaha untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan secara mendalam. Pemasar berusaha membangun kepercayaan dengan pelanggan dan menjalin hubungan yang kuat. Softselling mendorong dialog yang lebih santai dan alami.
  • Hardselling: Pendekatan hardselling lebih agresif. Ini sering kali mengutamakan produk atau layanan secara langsung tanpa banyak membahas. Pemasar yang menggunakan metode ini mungkin menggunakan taktik seperti tekanan penjualan, penawaran khusus dengan batas waktu tertentu, atau diskon besar-besaran untuk membuat pelanggan memutuskan dengan cepat. Mereka biasanya mencoba untuk menutup penjualan dengan cepat tanpa banyak hal. Hardselling cenderung memiliki pendekatan yang lebih tegas dan kurang interaktif. 

2. Waktu yang Digunakan

  • Softselling : Pendekatan ini cocok digunakan ketika produk atau layanan memiliki siklus penjualan yang lebih panjang atau memerlukan penjelasan yang lebih rinci. Softselling fokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
  • Hardselling : Hardselling efektif dalam situasi di mana produk atau layanan memiliki permintaan yang tinggi atau pelanggan memiliki kebutuhan yang mendesak. Ini digunakan untuk membuat penjualan secepat mungkin

3.  Hasil yang diharapkan: 

  • Softselling: Softselling berharap untuk menciptakan pelanggan yang setia dan berhubungan dalam jangka panjang. Tujuannya adalah untuk membangun reputasi positif dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yang pada gilirannya dapat menghasilkan penjualan berulang.
  • Hardselling: Hardselling lebih fokus pada penjualan instan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan penjualan secepat mungkin, bahkan jika itu berarti mengorbankan hubungan jangka panjang. Hardselling cenderung efektif untuk produk atau layanan yang memiliki daya tarik yang jelas dan permintaan yang tinggi.

Dalam praktiknya, baik softselling maupun hardselling memiliki tempatnya masing-masing dalam strategi pemasaran. Pemasar dan penjual perlu memilih pendekatan yang sesuai dengan produk, layanan, dan audiens mereka. Terkadang, campuran dari kedua pendekatan ini juga bisa efektif, tergantung pada situasi yang dihadapi. Penting untuk diingat bahwa perbedaan antara softselling dan hardselling bukanlah hitam atau putih, melainkan ada banyak nuansa di antaranya. Kunci utamanya adalah memiliki pemahaman yang baik tentang pelanggan Anda dan beradaptasi dengan kebutuhan mereka saat menjalankan strategi pemasaran.

Artikel Terkait 

Mau lebih tingkatin ningkatin softselling dan hardselling brand usaha kamu agar makin dikenal luas? Kini kami bisa berikan solusinya! Creativedesign.id bisa bantu kamu dalam segi pembuatan design ataupun identitas usaha kamu. Yuk, segera konsultasikan sekarang juga bersama kami, FREE!!!

Leave a Reply

Chat kami...
1
Butuh bantuan...?
Hi...
Jika Anda butuh bantuan, Chat kami disini ya...!!!